Majalengka – Puluhan ibu-ibu terlihat semangat mengikuti pelatihan membuat donat dan bolu pisang lumer di Balai Desa Baturuyuk, Kabupaten Majalengka. Kegiatan ini merupakan bagian dari workshop “Inovasi Produk Olahan Pisang: Donat dan Bolu Pisang Lumer”, yang digelar oleh Yayasan Indonesia Setara (YIS) bekerja sama dengan Rumah SandiUno Indonesia (RSI) dan UMKM Sahabat Sandi.
Pelatihan ini diikuti oleh 39 pelaku UMKM lokal, mayoritas ibu-ibu, dengan tujuan membuka peluang usaha rumahan berbasis pisang sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi perempuan.
Tidak hanya belajar mengolah pisang, peserta juga diperkenalkan pada teknologi pemasaran digital dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung strategi promosi online. Founder YIS, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan,
“Fokus kami pada anak muda, disabilitas, dan perempuan. Hari ini mereka tidak hanya belajar membuat donat dan bolu pisang lumer, tetapi juga cara menggunakan AI agar langsung bisa open pre-order.”
Dewi Trianawati, pelatih sekaligus Ketua UMKM Sahabat Sandi Bandung Raya, menambahkan bahwa donat dan bolu pisang lumer dipilih karena bahan bakunya murah, mudah diperoleh, dan fleksibel untuk disesuaikan dengan selera pasar.
Setelah sesi tatap muka selesai, para peserta akan menjalani pendampingan intensif selama tiga minggu. Program ini mencakup diskusi, bimbingan langsung, hingga implementasi pembuatan konten promosi dan strategi digital marketing agar usaha mereka bisa langsung membuka pre-order setelah pelatihan.
Langkah ini menjadi sinyal penting bahwa pengembangan UMKM lokal, khususnya berbasis komoditas pisang, dapat menjadi jalan inovatif untuk menciptakan lapangan kerja baru, terutama bagi perempuan rumah tangga di Majalengka. Dengan memanfaatkan bahan lokal, menggabungkan kreativitas dengan teknologi pemasaran digital, dan membekali keterampilan praktis usaha, program ini menjadi model pemberdayaan ekonomi yang relevan dengan era digital.
Program yang dijalankan YIS, RSI, dan UMKM Sahabat Sandi di Majalengka menunjukkan cara efektif menggerakkan ekonomi mikro berbasis masyarakat, memanfaatkan kekayaan alam lokal, serta menyesuaikan dengan tren pemasaran digital. Hasilnya bukan hanya menciptakan produk olahan pisang yang viral, tetapi juga membangun keluarga dan komunitas yang lebih mandiri secara ekonomi.


Komentar