Majalengka – Di balik tembok tinggi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Majalengka (Lapas Majalengka), muncul semangat baru: semangat wirausaha. Para warga binaan kini tidak hanya menjalani hukuman, tetapi juga dibekali keterampilan agar siap menjadi pelaku usaha mandiri ketika kembali ke masyarakat.
Kerja sama antara Lapas Majalengka dengan Pemerintah Kabupaten Majalengka menandai babak baru dalam pembinaan. Pada Kamis (6/11), perjanjian kolaborasi antara lapas dan Pemkab secara resmi ditandatangani di aula lapas, disaksikan Bupati Eman Suherman dan sejumlah kepala dinas terkait.
Bupati Eman menegaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata dukungan Pemkab terhadap pembentukan warga binaan yang produktif dan berjiwa entrepreneur.
“Pembinaan di dalam lapas ini untuk bekal saat mereka kembali ke masyarakat nanti. Dinas terkait akan mengetahui jika warga binaan bebas dan telah produktif, maka kami akan dukung agar produk mereka dipromosikan dan bisa dinikmati masyarakat luas,” ujar Eman.
Program ini selaras dengan visi nasional dalam bidang ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, menunjukkan bahwa pemberdayaan warga binaan memiliki dampak yang lebih luas bagi daerah.
Kalapas Majalengka, Suriyanta L. Situmorang, menekankan bahwa kerja sama ini bukan hanya sebatas perubahan perilaku, tetapi juga pemberdayaan ekonomi melalui keterampilan konkret.
“Kolaborasi ini bukti bahwa pembinaan di lapas tidak hanya soal pelanggaran lalu sanksi, tapi juga soal keterampilan yang bisa membawa warga binaan menjadi bagian produktif pembangunan daerah,” ujar Suriyanta.
Program Pembinaan Kemandirian Ekonomi Warga Binaan
Dalam program pembinaan kemandirian ini, warga binaan mendapatkan pelatihan di berbagai sektor:
- Pertanian dan Perikanan: Sebanyak 30 warga binaan dilatih dalam bidang pertanian dan 20 orang dalam bidang perikanan, didukung Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Majalengka (DKP3).
- Tata Boga dan Kuliner: Bersinergi dengan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Majalengka (DK2UKM), 40 warga binaan mendapatkan pelatihan tata boga. Produk olahan seperti roti dan kue kini mulai dikenal masyarakat.
- Budidaya Maggot: Program inovatif ini bekerja sama dengan Kelurahan Majalengka Kulon. Ramah lingkungan dan memiliki potensi ekonomi tinggi, membuka peluang bisnis baru bagi warga binaan.
Suriyanta menegaskan bahwa semua langkah ini nyata dan konkret.
“Kami yakin warga binaan semakin termotivasi, berkarya, dan terlatih, serta membuktikan bahwa mereka mampu menjadi bagian produktif bagi pembangunan Kabupaten Majalengka.”
Dengan demikian, pembinaan di Lapas Majalengka kini tidak hanya soal menjalani hukuman, tetapi juga transformasi menuju produktivitas ekonomi yang berdampak pada masyarakat luas.


Komentar