Majalengka – Bupati Majalengka, Eman Suherman, menunjukkan rasa kecewanya usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke proyek pembangunan Sekolah Rakyat (SR) Majalengka. Progres revitalisasi gedung yang ditargetkan selesai tepat waktu ternyata molor dari jadwal yang sudah ditentukan.
Dalam sidak tersebut, Bupati Eman langsung memanggil kontraktor pelaksana dari Tasikmalaya untuk meminta klarifikasi. Ia menegaskan, sekolah itu seharusnya sudah bisa digunakan pada awal Oktober 2025, namun kenyataannya masih tertunda.
“Targetnya tanggal 2 Oktober sudah mulai MPLS, tapi karena belum selesai, akhirnya mundur sampai tanggal 9. Masyarakat dan anak-anak sudah menunggu, orang tua juga jadi kecewa,” ujar Eman, Kamis (2/10/2025).
Eman menambahkan, keterlambatan ini membuat kepercayaan publik menurun. Ia menekankan pentingnya membangun trust dari pihak kontraktor, terlebih proyek tersebut merupakan bagian dari program pemerintah pusat.
“Yang dirugikan jelas masyarakat. Saya sudah sampaikan agar kontraktor benar-benar menepati janji. Jangan sampai proyek strategis seperti ini merugikan anak-anak,” tegasnya.
Sementara itu, pelaksana lapangan proyek, Feri Romdoni, menyebut pembangunan fisik sudah mencapai 90 persen. Kendala terbesar ada pada distribusi mebeler seperti kursi, kasur, dan lemari yang baru sampai separuh.
“Bangunan fisik sudah beres, tinggal perapihan. Tapi mebeler masih 50 persen belum terkirim karena pembagiannya juga ke SR Indramayu dan Cirebon. Kami pastikan sebelum 9 Oktober semua sudah siap,” kata Feri.
Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Majalengka berharap Sekolah Rakyat Majalengka bisa segera difungsikan agar anak-anak mendapat fasilitas belajar yang layak tanpa harus menunggu lebih lama lagi.
Komentar